Menulis dan Bersuara Mendampingi Khoe Seng Seng
Dikirimkan ke Milis EI , Kamis, 30 Juli 2009
Yth. Warga Milis Epistoholik Indonesia,
Salam episto ergo sum. Salam sejahtera. Pertama, terima kasih untuk Mas E. Musyadad yang beberapa hari lalu mengirimkan info tentang jatuhnya vonis bagi penulis surat pembaca, Pak Khoe Seng Seng dan Ibu Kwee Meng Luan. Agak lambat, email tersebut menjadi inspirasi saya untuk, apa lagi kalau bukan untuk menulis surat pembaca.
Untuk ikut mendukung dan mendampingi dari jauh perjuangan Pak Khoe Seng Seng [“makasih Pak Khoe untuk SMS ucapan Hari Isra Mikraj yang lalu..”]. Isi blog Esai Epistoholica saya yang terbaru, juga menyangkut kasus Pak Khoe yang saya kaitkan dengan budaya blog, dimana saya mencoba meminjam pemikiran dari Robert Scoble. Maaf, tulisan ini baru saya unggah 1/3-nya….
Inilah surat pembaca saya tersebut. Saya kirim 28 Juli 2009, esoknya sudah muncul di Kompas Jawa Tengah. Sayang, ada beberapa info yang menurut saya penting, justru disunting oleh Redaksi. Silakan membandingkan dengan foto surat pembaca saya yang terdapat pada attachment.
Semoga bermanfaat. Walau mungkin tidak lagi gencar, saya harap Anda semua masih terus menulis. Apa saja. Baik surat pribadi, surat pembaca, komentar di situs atau facebook, blog mau pun artikel.
Khusus untuk hal ini, saya telah menghidupkan blog lama saya (http://beha.blogspot.com) untuk mengalbum isi uneg-uneg saya selama ini, di luar blog. Intinya adalah : mari kita manfaatkan karunia Tuhan yang demokratis ini, yaitu karunia yang ada di antara kedua kuping kita. Menulis, adalah salah satu cara terbaiknya.
Salam episto ergo sum.
Salam dari Wonogiri,
Bambang Haryanto
Twitter : www.twitter.com/bambangharyanto
bh
No comments:
Post a Comment