Monday, July 27, 2009

Ekonomi Kreatif, Ridwan Kamil dan Ide David Parrish
Dikirimkan via kompas@kompas.com, Kamis, 25 Juni 2009


Kepada Yth. Redaksi Kompas,

Dengan hormat,

Mohon bantuan. Tertarik dengan artikel yang ditulis oleh Bapak Ridwan Kamil di Kompas (23/6/2009), “Menaklukkan Dunia Lewat Kreativitas,” saya berkeinginan untuk membina kontak dengan beliau. Tentu saja, dalam ikut mendukung misi Kompas sendiri yang akhir-akhir ini juga gencar mewacanakan perkembangan ekonomi kreatif yang antara lain, sesuai tema Hut 44 Kompas, untuk membangkitkan optimisme pada bangsa Indonesia.

Terkait dengan hal tersebut, semoga tidak terlalu merepotkan bila Anda sudi mem-forward email ini kepada email Bapak Ridwan Kamil. Terima kasih untuk bantuan Anda.

Hormat saya,


Bambang Haryanto
Blogger, tinggal di Wonogiri
HP : +6281329306300


=====

Salam sejahtera, Bapak Ridwan Kamil.

Artikel Anda di Kompas (23/6/2009), “Menaklukkan Dunia Lewat Kreativitas” telah saya klipping dan menjadi inspirasi saya. Saya tinggal di Wonogiri dan seorang blogger. Bersama email nyelonong ini saya berniat meminta arahan dan nasehat Anda, terkait info di bawah ini.

Melalui Facebook saya telah berkenalan jarak jauh :-) dengan David Parrish. Ia seorang konsultan Inggris yang memadukan antara kreativitas, yang ia simbolkan dengan kaos, T-Shirts dengan bisnis yang ia simbolkan dengan jas, Suits. Konsepnya itu ia hadirkan dalam bentuk e-book yang dapat Anda [Download free eBook. T-Shirts and Suits] unduh secara gratis di :

http://daveparrish.typepad.com/tshirts_and_suits/tshirts_and_suits/index.html

David pada saat kenal pertama kali via FB ia langsung meminta bantuan saya, untuk membina kontak dengan fihak terkait, yang mungkin tertarik untuk menerjemahkan buku/ebooknya tersebut ke dalam bahasa Indonesia. Kutipan pesannya via Facebook sebagai berikut :

In Taiwan, the British Council arranged for the book to be translated into Chinese. See http://www.facebook.com/l.php?u=http://www.tss-translations.com

Maybe it should be translated and published as an eBook in Indonesia too? What do you think? Do you have any contacts in the British Council or Government Agencies who would be interested in this idea?

Please let me know.

Begitulah kabar nyelonong saya untuk Bapak Ridwan Kamil. Mungkin sesuai tesisnya Richard Florida, saya yang tinggal di Wonogiri ini boleh disebut tinggal di kawasan yang bukan kawasan kreatif. Sehingga, jelasnya, saya kekurangan kontak dan sumber daya untuk bisa mewujudkan ide menarik dari David Parrish itu.

Pada bulan Maret 2009 yang lalu, terinspirasi tulisan mBak Ayu Utami dalam kolomnya di koran Sindo (14/9/2008) berjudul “Bangkitnya Kelas Kreatif,” saya kabarkan pula kepadanya mengenai maksud David Parrish di atas. Ayu Utami membalas, ia berusaha menghubungi British Council. Sejak email itu, saya tidak mengetahui kelanjutan gagasan di atas.

Begitulah, Bapak Ridwan Kamil, kabar dari saya. Karya David Parrish itu bagus sekali untuk pengembangan ekonomi kreatif (kerakyatan ?) di Indonesia. Saya menunggu nasehat dan arahan Anda untuk membantu David, yang saya kira karyanya itu sangat bermanfaat bagi kita semua. Atau Bapak Ridwan Kamil dapat juga langsung mengobrol bersama David Parrish. Silakan.

Terima kasih untuk perhatian Anda.

Hormat saya,


Bambang Haryanto
Blog EE : http://esaiei.blogspot.com
HP : +6281329306300


PS : Di lingkaran pertemanan bersama David Parrish dalam FB itu juga ada John Howkins, penulis buku The Creative Economy itu. Yang antara lain menarik dari buku ini, adalah ketika ada perbandingan penghasilan pemain basket Michael Jordan selama tahun 1992 yang dibayarkan oleh Nike untuk mereknya, sama dengan gaji buruh Indonesia sebanyak 30.000 sepanjang tahun yang sama.

[Catatan : sampai 28 Juli 2009, tak ada balasan terkait email saya ini. Mungkin harian Kompas sibuk, tak mau memforward. Atau Ridwan Kamil juga sibuk, atau tidak antusias membalas obrolan ini. Tak apa, bisa dicoba cara lain. Lain kali. – bH].

bh

No comments:

Post a Comment