Monday, July 20, 2009

Fokus Milis Kaum Epistoholik dan Ajakan Terus Menulis
Dikirimkan ke milis Epistoholik Indonesia, epistoholik-indonesia@yahoogroups.com, Rabu, 11 Februari 2009


Sobat warga milis Epistoholik Indonesia,

Salam episto ergo sum. Salam sejahtera. Senang sekali, saya masih sering menemui nama-nama Anda semua dalam mengisi kolom-kolom surat pembaca. Juga menulis di blog Anda ya ?

Tesis saya di tengah dunia media yang berubah saat ini (saya tulis di blog saya, EE No. 66) adalah : jadikan surat pembaca sebagai appetizer, umpan tekak, yang memancing pembaca untuk lebih jauh mengenal Anda dan pemikiran Anda.

Kemudian, jadikan blog Anda sebagai sajian utama, main course Anda. Karena di blog Anda bisa menulis “seenak” Anda sendiri. Di sini pula Anda dapat berdialog, berinteraksi dengan fans Anda, pembaca Anda, sesuatu yang mustahil terjadi di media cetak yang bukan “milik” Anda sendiri.

Tesis itulah yang membuat saya, yang sempat libur sejak Agustus 2008, kini tergerak untuk menulis lagi surat-surat pembaca di koran-koran.

Sebagai warga Jawa Tengah, saya tertarik kembali menulis surat pembaca ke koran Suara Merdeka. Koran ini relatif “murah hati,” karena sering memuat secara penuh surat-surat pembaca kita. Sementara di Kompas Jawa Tengah, pisau suntingnya tajam sekali, sampai hal-hal yang saya nilai esensial pun ikut terpotong.

Bahkan data saya untuk menyatakan sebagai “Warga Epistoholik Indonesia” tidak pernah dimuat. Padahal warga lain, data yang mewakili komunitas itu bisa dimuat. Mungkin saya lagi apes ya ?

Tetapi koran Suara Merdeka saat ini bikin frustrasi. Penyebabnya, mereka kini nampaknya (?) bisa menerima surat pembaca melalui email (saya bersorak, karena printer saya lagi rusak), dengan akun email : aspirasi.sm@gmail.co.id. Tetapi apa yang saya alami ?

Mungkin lagi-lagi saya apa lagi apes, karena email saya ke alamat itu tidak bisa nembus. Sudah saya coba dengan dua email yang berbeda. Apa pengalaman Anda tentang emailnya koran Semarang ini ? Halo, mas Purnomo ?

Fokus milis kita. Terakhir, ini titipan khusus untuk Mas E. Musyadad, penjaga gawang milis EI kita ini. Begini, hemat saya, milis ini punya cakupan sangat khusus, seputar seluk-beluk kaum kita, kaum epistoholik. Jadi isi milis kita seharusnya juga berfokus ke topik satu itu : seputar bagaimana membangun atau menyebarkan mazhab kaum epistoholik itu, dengan pelbagai aspeknya yang relevan.

Jadi, POSTINGAN YANG DILUAR TOPIK KHUSUS ITU, walau ditulis oleh warga EI dan anggota milis ini, ya jangan dipajang dong disini. Pernah ada tulisan berbau ajakan bisnis, kok ya bisa muncul disini. Untuk mas Hariyanto Imadha, hemat saya, isi surat-surat pembaca Anda yang semuanya berisi ide brilyan itu, menurut saya, sebaiknya lebih tepat dikirim ke milis lain yang relevan.

Kalau Anda pas ada gagasan cemerlang menulis dengan topik seputar surat pembaca dan kaum epistoholik, tentu sangat dinanti untuk diposting di milis kita ini. Untuk berbagi wawasan. OK ?

Di bawah ini ada surat pembaca saya yang mengajak para caleg untuk menulis artikel dan juga surat pembaca. Mereka kan bisa kita ajak untuk berkampanye, melalui kolom-kolom surat pembaca. Anda tertarik untuk juga menyebarluaskan ide sederhana ini ? Terima kasih saya ucapkan.

Caleg Kita dan Melek Media

Pamer tampang dan pamer gelar akademis. Itulah yang mencolok dan mudah ditemui dalam papan peraga kampanye caleg-caleg kita. Ditambah slogan atau janji yang normatif, membuat konstituen kekurangan informasi mengenai visi-misi dan utamanya tentang kualitas intelektual caleg bersangkutan. Saya heran, mengapa mereka tidak memanfaatkan media massa ?

Kalau kantongnya tak mampu untuk pasang iklan, mengapa mereka tidak menulis artikel atau surat pembaca ? Atau membuat blog. Dengan menulis mereka mengasah ketajaman berpikir atau pengamatannya terhadap masalah yang dihadapi para konstituen, terbuka untuk berdiskusi dan kemudian memberikan solusi.

Inilah saatnya mereka berdiri disamping rakyat dan berbicara memakai kacamata rakyat, sebuah sikap yang harus terus mereka pertahankan bila terpilih kelak sebagai wakil rakyat. Bukti tertulis dan dibaca banyak orang itu juga bermanfaat untuk menagih janji para wakil rakyat yang ingkar janji !


Bambang Haryanto
Warga Epistoholik Indonesia


Sekian dulu. Mohon maaf bila kabar ini bisa merepotkan. Diskusi dari Anda, sangat saya nantikan. Salam saya dari Wonogiri.


Bambang Haryanto

No comments:

Post a Comment