Monday, July 20, 2009

Setelah Amuk Bengawan Solo
Dimuat di kolom Surat PembacaHarian Kompas Jawa Tengah, Sabtu 12 Januari 2008


Rasanya belum terhapus dari ingatan pelbagai rekomendasi penting hasil Ekspedisi Bengawan Solo Kompas 2007 terhadap penyelamatan masa depan sungai legendaris itu. Isu-isu tersebut beberapa hari ini telah diungkap kembali oleh wartawan Kompas, pelaku ekspedisi sekaligus saksi hidup yang mencatat pelbagai kerusakan sungai kita itu dari hulu sampai hilir.

Saya sebagai warga Wonogiri dan kebetulan jadi saksi peresmian ekspedisi itu pada tanggal 9 Juni 2007, di kolom ini telah mengusulkan agar tanggal itu dijadikan sebagai hari peduli dan cinta Bengawan Solo. Rasanya usulan saya itu harus dicabut, atau direvisi.

Karena setelah Bengawan Solo mengamuk dan mengakibatkan banjir yang konon lebih besar dibanding tahun 1966 melanda Solo hingga Bojonegoro, kepedulian dan aksi terhadap upaya penyelamatan bengawan itu harus dilakukan setiap hari. Mulai saat ini.

Semua fihak harus terus saling mengingatkan, terlebih karena kita adalah bangsa yang sangat pelupa dan sangat mudah alpa mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Bambang Haryanto
Warga Epistoholik Indonesia

bh

No comments:

Post a Comment