Saturday, August 22, 2009

Hari Kemerdekaan dan NKRI Wajah Baru


Dimuat di kolom Surat Pembaca Harian Kompas Jawa Tengah
Kamis, 20 Agustus 2009 : C.

kajen,wonogiri,17 agustusan,komersialisasi


Peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia sering dirayakan sebagai pesta rakyat. Banyak warga mengadakan pelbagai kegiatan perlombaan sampai menghias lingkungan mereka masing-masing.

Jalanan riuh dengan spanduk, rontek, bendera dan umbul-umbul. Yang menarik untuk disimak, dewasa ini makin sering menonjol pelbagai sarana hiasan itu tertera nama-nama perusahaan atau produk. Ada merek sepeda motor, jamu, bank, suplemen, dan juga rokok.

Kemerdekaan melahirkan kebebasan. Termasuk kebebasan menarik sponsor komersial guna membiayai pelbagai aktivitas perayaan. Warga republik kita ini memang semakin jadi rasional. Bahkan cenderung semua kegiatan kini terbelenggu arus besar penguangan, monetization, alias semua hal diukur dan diupayakan agar selalu bisa menghasilkan uang.

Inilah NKRI dalam wujud baru : Negara Komersial Republik Indonesia. Silakan para para ahli sosial memberikan analisis apakah fenomena ini semakin menggerus rasa kegotongroyongan kita, termasuk dalam merayakan 17 Agustusan ?

Yang pasti, simak saja fenomena banyak demo yang pelakunya menjunjung tinggi UUD (ujung-ujungnya duit). Banyak pejabat publik dipenjara karena korupsi. Juga etos kerja sebagai relawan, volunteership, yang marak di negara-negara kapitalis, justru tidak memperoleh gema hebat pada budaya anak-anak muda kita di negara yang bersendikan Pancasila ini.


Bambang Haryanto
Warga Epistoholik Indonesia

No comments:

Post a Comment