Monday, March 29, 2004

MIMBAR DEMOKRASI – HARIAN KOMPAS
Diemailkan : Kamis, 18/3/2004


(1) RESEP JITU MENGHALAU KAMPANYE PEMILU LESU
Kampanye Pemilu 2004, nampak lesu. Untuk menggairahkannya, saya punya usulan. Alangkah hebohnya bila Akbar Tanjung berani berkampanye di bekas kampus saya, UI, baik di Salemba atau Depok, lalu Prabowo Subijanto di kampus Universitas Trisakti, Megawati di UGM Yogyakarta, sementara Tutut dan R. Hartono silakan kampanye di ITB atau IPB. Bayangkanlah ! (Dimuat di Kompas, Minggu 21/3/2004)


(2) PUTRI KORUPTOR....
Monologer asal Yogya, Butet Kertarajasa, ketika pentas di Solo menyebutkan bahwa PKPB adalah singkatan dari Puteri Koruptor Pingin Bertahan. Lelucon yang bernas dan cerdas. Mungkin itukah cara Butet membalas lelucon naif dari Tutut dan R. Hartono yang mengajak warga kotanya untuk mau beramai-ramai menjadi antek Soeharto ?

(3) MOMEN MENYEDIHKAN !
Sejarawan Ong Hok Ham pernah bilang, hal yang menyedihkan adalah bahwa Soeharto akan selalu diingat pada saat kejatuhannya dan bukan atas prestasi yang telah diraihnya (TIME, 26/5/1997 : hal. 23). Di masa kini, setelah menonton iklan PKPB di televisi, apakah bangsa Indonesia mereka anggap telah melupakan peristiwa menyedihkan itu ?


(4) HANTU-HANTU DI KAMPANYE PEMILU 2004
Hampir semua TV swasta kini mabuk sinetron bertema hantu-hantuan. Wabah ini sialnya menulari iklan partai peserta Pemilu 2004, sehingga ada yang berterus terang menjual hantu-hantu masa lalu. Tetapi seperti halnya cerita-cerita hantu di TV Indonesia, iklan parpol berhantu itu pun nampak mencolok mengingkari akal sehat. Waspadalah ! .

(5) HIDUP GOLPUT !
Henry David Thoreau (1817–1862), penulis Amerika, dalam bukunya An Essay on Civil Disobedience (1849) menulis , Voting for the right is doing nothing for it. Ajaran ini saya tulis di buku harian tertanggal 23 April 1987, saat jadi golput pada Pemilu hari itu. Setelah bergairah ikut Pemilu 1999, kini ajaran Thoreau itu kembali menghantuiku menjelang Pemilu 2004 nanti !

No comments:

Post a Comment