Thursday, January 13, 2011

Thomas Sutasman, FS Hartono dan Pesan Moral Anthony Parakal



Oleh : Bambang Haryanto
Email : epistopress (at) gmail.com


Salam episto ergo sum !
Pertama, semoga Anda warga Epistoholik Indonesia, sehat-sehat semua.
Kedua, terima kasih untuk Pak Thomas Sutasman di Cilacap.
Karena beliau yang mengajar di SMP Pius Cilacap itu telah sudi berbaik hati, mengirimkan hasil scan halaman majalah Utusan, edisi Januari 2011.

Isinya menarik : tentang profil penulis surat pembaca dari Purwosari, Sinduadi,Mlati, Yogyakarta, yang bernama Bapak Floribertus Soeryo Hartono (72).

Apakah warga EI sudah mengenal beliau, yang sering menulis dengan nama terkenalnya FS Hartono ?

Seingat saya, beliau sering menulis untuk kolom surat pembaca di Majalah Tempo. Isinya bernas, daya kritiknya tajam, mengiris, dan inspiratif [lihat contoh di bawah]. Beberapa waktu lalu saya pernah berkorespondensi dengan beliau, tetapi melalui surat dan sms.


Kalau hari Lebaran, beliau yang seorang pemeluk Katholik (baru saya ketahui dari info majalah Utusan tadi),seringkali mengirimi saya kartu Lebaran. Terima kasih, Pak FS Hartono.

Waktu Radio Geronimo Yogyakarta meminta nara sumber dari EI untuk acaranya, Agustus 2010, selain Mas Tuwarji, saya juga sms ke Pak Hartono (foto). Kiranya, yang punya cukup waktu saat itu adalah Mas Tuwarji.

Kalau Anda sempat melongoki blog Epistoholik Indonesia kita [http://episto.blogspot.com], nama beliau sudah terpajang di sana sebagai warga Epistoholik Indonesia pula.Sekali lagi, terima kasih, Mas Thomas untuk kiriman infonya yang menarik.

Pesan moral Pak Parakal. Mungkin sebagai kebetulan, sebelum membuka email dari Cilacap itu, pagi harinya saya meriset situs majalah TIME. Mau mencari kisah Pak Anthony Parakal, di edisi 6 April 1992.

Inilah majalah yang menginspirasi berdirinya komunitas EI kita ini. Majalahnya sih ketemu, termasuk juga gambar sampulnya (foto), tetapi artikel tentang Pak Parakal kok malah tidak ketemu.

Dari sumber lainnya,situs DNAIndia edisi 27 Januari 2006 ["ajaib, karena tanggalnya bertepatan satu tahun deklarasi EI dan penetapan sebagai Hari Epistoholik Nasional" :-)] saya kemudian memperoleh info mutakhir tentang beliau.

Pak Parakal sudah pensiun menulis surat pembaca. Selain sepuh, gangguan penyakit gulanya juga menjadi penghalang untuk berkarya. Anaknya, dua perempuan dan satu lelaki, semuanya berpendidikan tinggi. Tetapi tak ada yang meneruskan "karier"-nya sebagai epistoholik.

Malah keponakannya, Anup Mathew (20), mengikuti jejak beliau sebagai penulis surat pembaca. "Sepertinya warisan saya akan tetap ada yang meneruskan," canda Pak Parakal.

Pak Parakal sudah pula menulis surat pembacanya yang terakhir pada majalah TIME, edisi 12 Desember 2005. Isinya, sarat banget sentuhan keprihatinan beliau yang mendalam tentang nasib umat manusia.Benar-benar tulisan seorang epistolaureate, seorang empu penulis surat pembaca.

Petikannya :

"Satu hal yang mengherankan, mengapa manusia yang mampu berjalan di bulan dan mengeksplorasi planet Mars, tetapi tidak mampu mencegah planet bumi kita menjadi benar-benar sebuah neraka.."

Lengkapnya :

"This world is blessed with enough human and material resources for every human being to live in peace and prosperity. Yet human suffering continues to grow. Most disheartening is the fact that many precious resources that should have been used for human welfare have been wasted on war.

One wonders why man, who has walked on the moon and explored Mars, cannot prevent Earth from becoming a virtual hell."

Anthony Parakal
Bombay

Terima kasih, Pak Parakal. Semoga inspirasi dan keteladanan dari Pak FS Hartono dan Pak Anthony Parakal itu selalu mampu memperteguh pegangan pena kita dalam menggurat pesan, menyumbangkan sesuatu bagi kemaslahatan bersama.

Salam episto ergo sum.
Selamat terus menulis, sahabat.
Semoga obrolan ini bermanfaat.


Wonogiri, 13/1/2011

Arsip surat-surat pembaca Bapak FS Hartono :

Berfikirlah Positif, majalah Tempo, 29 November 2010.
Melecehkan Profesi Legal, majalah Tempo, 3 Mei 2010.
Mawas Diri, majalah Tempo, 22 Februari 2010.
THR Untuk Pejabat, Koran Tempo, 22 September 2008.

bh

No comments:

Post a Comment